Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Kabar Kalsel - Bermunculannya buah-buahan lokal di pasar tradisional Kalimantan Selatan di harapkan menjadi indikasi positif status keberadaan mereka. Buah-buahan seperti Kapul, Ihau (lengkeng barito), Rambai Palembang (Baccaurea dulcis), Binjai, Ketapi, Serta Ramania yang sudah sulit ditemukan beberapa pekan ini tampak mengisi lapak para pedagang buah di berbagai daerah di Kalsel. Menurut beberapa pedagang, buah yang bersifat musiman ini memang sangat sulit di pasok pada tahun-tahun sebelumnya. Namun untuk tahun ini jumlahnya lumayan melimpah.
Buah Tiwadak Banyu Muda |
Tiwadak Banyu/keledang foto Wikipedia |
Namun, di antara buah-buahan tersebut masih banyak buah-buah langka yang hingga kini tetap sulit di jumpai. Salah satunya adalah Tiwadak Banyu (Artocarpus lanceifolius Roxb), tanaman yang populer dengan sebutan Keledang ini sebenarnya juga bisa di jumpai di Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Bangka, Kepulauan Lingga dan Riau. Di Pulau Kalimantan sendiri tanaman ini salah satunya bisa ditemukan di Kalsel.
Pohon Tiwadak Banyu |
Desa Keliling Benteng, adalah salah satu daerah di mana dulunya terdapat pohon Tiwadak Banyu, namun seiring waktu tanaman ini kian langka lantaran banyak ditebang untuk di ambil kayunya. Pohon yang dapat mencapai tinggi 36 m ini merupakan bahan baku untuk konstruksi berat, furnitur, pembuatan perahu, perkakas rumah tangga, peti mati, dan lain-lain.
Klasifikasi Tiwadak Banyu
Kerajaan: Plantae
Filum: Tracheobionta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Urticales
Famili: Moraceae
Genus: Artocarpus
Spesies: Artocarpus lanceifolius Roxb.
Tiwadak Banyu/Keledang hanyalah salah satu diantara banyak tumbuhan khas Kalimantan yang kini semakin menghilang termasuk di dalamnya buah Kasturi flora identitas Provinsi Kalimantan Selatan yang berdasarkan IUCN kini sudah masuk katagori punah di alam. Jika tidak ada upaya serius melestarikannya, bisa dipastikan buah-buahan khas Kalimantan ini hanya akan tinggal cerita.